RSS

Save Our Mangrove

Pengertian Mangrove
Kata “Mangrove” berkaitan sebagai tumbuhan tropis yang komunitas tumbuhnya didaerah pasang surut dan sepanjang garis pantai (seperti : tepi pantai, muara laguna (danau dipinggir laut) dan tepi sungai) yang dipengaruhi oleh kondisi pasang surut air laut. Menurut FAO (1952) definisi mangrove adalah pohon dan semak-semak yang tumbuh dibawah ketinggian air pasang tertinggi. Mangrove merupakan varietas yang besar dari family tumbuhan, yang beradaptasi pada lingkungan tertentu. Tomlinson (1986) mengklasifikasikan jenis mangrove menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : Kelompok Mayor, Kelompok Minor, dan Kelompok Asosiasi Mangrove.
Dimana Mangrove Dijumpai?
Habitat
Sebagian pohon mangrove dijumpai disepanjang pantai terlindung yang berlumpur, bebas dari angin yang kencang dan arus (misalnya dimulut muara sungai besar). Mangrove juga dapat tumbuh diatas pantai berpasir dan berkarang, terumbu karang dan dipulau-pulau kecil. Sementara itu air payau bukanlah hal pokok untuk pertumbuhan mangrove, mereka juga dapat tumbuh dengan subur jika terdapat persediaan endapan yang baik dan pada air tawar yang berlimpah.
Hutan mangrove dapat tersebar luas dan tumbuh rapat pada mulut sungai besar di daerah tropis, tetapi di daerah pesisir pantai pegunungan, hutan mangrove tumbuh di sepanjang garis pantai yang terbatas dan sempit. Perluasan hutan mangrove banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman.
Ada hubungan yang erat antara kondisi air dengan vegetasi hutan mangrove. Di beberapa tempat, mangrove menunjukkan tingkatan zonasi yang nyata yang cenderung berubah dari tepi air menuju daratan. Penyebaran jenis mangrove tersebut berkaitan dengan salinitas, tipe pasang surut dan frekuensi penggenangan. Namun kadang-kadang tergantung pada undulasi/tinggi rendahnya lantai hutan atau anak sungai di dalam area yang skemanya khusus dan menggambarkan keadaan umum dari daratan pasang surut seperti yang terdapat di Bali dan Lombok.
Dimanakah Mangrove Terdapat?
(Luas dan Penyebarannya)
Penyebaran beberapa spesies mangrove terdapat di sekitae ekuator antara 32o LU dan 38o LS, pada iklim A, B, C dan D. Semakin jauh dari ekuator spesies mangrove semakin sedikit dan pohonnya semakin kecil. Lokasi mangrove paling utara adalah di bagian tenggara pulau Kyushu, Jepang, dimana hanya ditemukan satu spesies saja (Kandelia candel), sedangkan lokasi paling selatan adalah bagian utara Selandia Baru dimana hanya teridentifikasi satu spesies yaitu Avicenia marina.
Menurut Chapman (1975) penyebaran mangrove dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
  1. The old world mangrove, yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filiphina, Australia, Selandia Baru, Kepulauan pasifik dan Samoa.
  2. The new world mangrove, yang meliputi pantai Atlantik dan Afrika dan Amerika, Meksiko dan Pasifik Amerika dan Kepulauan Galapagos.
Menurut ISME (1997) berdasarkan citra landsat luas mangrove didunia sekitar 18,1 juta ha. Perkiraan luas mangrove sangat beragam. FAO (!(($) menyatakan bahwa luas hutan mangrove diseluruh dunia sekitar 16,5 juta ha yang tersebar di Asia (7,44 juta ha), Afrika (3,26 juta ha) dan Amerika (5,8 juta ha). Khusus di Indonesia yang merupakan Negara tropis berbentuk kepulauan dengan garis pantai lebih dari 81.000 km, hutan mangrovenya seluas 4,25 juta ha (FAO/UNDP, 1982).
Di Indonesia diperkirakan terdapat 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mangrove sejati (true mangrove) dan mangrove ikutan (asosiasi) (M. Khazali, dkk. 1999).
Struktur Mangrove
Unsur dominan dalam hutan mangrove adalah pohon-pohon yang tumbuh dan tingginya mencapai lebih dari 30 meter, memiliki tajuk (canopy) lebar, rapat dan tertutup. Banyak juga spesies tumbuhan dan fauna lain yang atau eksklusif yang menempati hutan mangrove. Topografi setempat dan karakteristik hidrologi, tipe dan komposisi bahan kimia dari tanah dan pasang surut menentukan tipe ekosistem mangrove yang dapat dibuktikan pada tempat-tempat tertentu.
Flora mangrove umumnya tumbuh membentuk zonasi mulai dari pinggir pantai sampai pedalaman daratan. Zonasi yang terbentuk bisa berupa zonasi yang sederhana dan zonasi yang kompleks tergantung pada kondisi lingkungan mangrove yang bersangkutan.
Chapman (1975), mengelompokkan mangrove menjadi 2 kategori, yaitu :
  1. Flora mangrove inti, yaitu mangrove yang mempunyai peran ekologi utama dalam formasi mangrove yang terdiri dari jenis : Rhizophora, bruguiera, Ceriops, Kandelia, Soneratia, Avicenia, Nypa, Xylocarpus, Deris, Acanthus, Lumnitzera, Scyphyphora, dan Dolichandron.
  2. Flora mangrove pheripheral (pinggiran) yaitu flora mangrove secara ekologi berperan dalam formasi mangrove, tetapi juga flora tersebut berperan penting dalam formasi hutan lain. Jenisnya antara lain: Exoecaria agalloca, Acrosticumauerum, Cerbera manghas, Heritiera littoralis, Hibiscus tilliaceus.
Tomlinson (1984) membagi flora mangrove menjadi 3 kelompok, yaitu :
  1. Komponen Mayor ini memperlihatkan karakteristik morfologi, seperti : system perakaran udara dan mekanisme fisiologis khusus untuk mengeluarkan garam agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mangrove. Komponennya adalah pemisahan taksonomi dari hubungan daratan dan hanya terjadi di hutan mangrove serta membentuk tegakan murni, tetapi tidak pernah meluas sampai kedalam komunitas daratan. Contohnya adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Kandelia, Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia dan Nypa.
  2. Kelompok Minor : dalam kelompok ini tidak termasuk elemen yang mencolok dari tumbuh-tumbuhan yang mungkin terdapat disekitar habitatnya dan yang jarang berbentuk tegakan murni.
  3. Kelompok Asosiasi Mangrove : dalam komponen ini jarang ditemukan spesies yang tumbuh didalam komunitas mangrove yang sebenarnya dan kebanyakan sering ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan darat.
Karakteristik Morfologi Mangrove
Karakteristik morfologi yang menarik dari spesies mangrove terlihat pada setiap perakaran dan buahnya, yang merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya.
Sistem Akar
Tanah pada habitat mangrove adalah anaerob (hampa udara) bila berada dibawah air. Beberapa spesies memiliki system perakaran khusus yang disebut akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerob. Ada beberapa tipe perakaran udara yaitu : akar pasak, akar tunjang, akar lutut dan akar papan (banir).
Akar udara membantu fungsi pertukaran gas dan menyimpan udara untuk pernafasan selama penggenangan.
Buah/Bibit
Semua spesies mangrove memproduksi buah yang biasanya disebarkan melalui air. Ada beberapa macam bentuk buah, seperti bentuk silinder, bulat, berbentuk kacang dan normal.
  • Benih vivipar
Umumnya terdapat pada family Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera, Ceriops dan Kandelia). Vivipar adalah perkecambahan dimana embrio keluar dari pericap dan tumbuh diantara pohon yang terkadang berlangsung lama pada pohon induknya.
  • Benih kriptovivipar
Avicennia (seperti buah kacang), Aegiceras (seperti silinder) dan Nypa buahnya berbentuk Kryptoviviparous dimana buah berkecambah tetapi diliputi oleh selaput buah (kulit buah) sebelum ditinggalkan dari pohon induknya atau tidak mencukupi untuk keluar dari pericap.
  • Benih normal
Ditemukan pada spesies Sonneratia dan Xylocarpus buahnya berbentuk bulat seperti bola dengan benih normal. Spesies lain kebanyakan buah berbentuk kapsul, sebagai benih normal. Buah tersebut mengalami proses dimana mereka memecah diri dan menyebarkan benihnya pada saat mencapai air.
Bagaimana Spesies Mangrove Tumbuh?
(Karakteristik Fisiologis)
Komponen mayor dan minor spesies mangrove tumbuh dengan baik tanpa dipengaruhi oleh kadar garam air. Namun jika air terlalu asin maka pohon mangrove tidak dapat tumbuh terlalu tinggi. Hal yang harus diperhatikan bahwa spesies mangrove dapat tumbuh lebih cepat pada air tawar daripada air yang mengandung garam (asin).
Melalui kelenjar garamnya, beberapa spesies mangrove menghasilkan system yang memungkinkan mereka untuk tumbuh pada kondisi berkadar garam tinggi. Avicennia, Aegiceras, Achantus dan Aegalitis dapat mengontrol keseimbangan garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar tersebut (Tomlinson, 1986). Sebagian kelenjar garam terdapat dipermukaan daun yang tampak berkristal dan mudah diamati.
Spesies lain seperti Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Sonneratia dan Lumnitzera dapat mengontrol keseimbangan garam dengan cara lain seperti dengan menggugurkan daun tua yang mengandung garam yang berakumulasi, atau dengan melakukan tekanan osmotic akar.
Struktur, fungsi ekosistem, komposisi dan distribusi spesies dan pola pertumbuhan organism mangrove sangat tergantung pada factor-faktor lingkungan diantaranya : fisiografi pantai, iklim, pasang surut, gelombang/arus, salinitas oksigen terlarut, tanah, nutrient dan proteksi.
Fungsi Dan Manfaat Mangrove
(Fungsi Mangrove)
  1. Fungsi fisik
Secara fisik mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi, mempercepat sedimentasi, mengendalikan intrusi air laut, dan daerah belakang mangrove dari gelombang tinggi dan angin kencang.
  1. Fungsi biologis
Dilihat dari aspek biologis, mangrove merupakan tempat yang ideal bagi ikan, udang dan biota laut lainnya untuk mencari makan, memijah dan berkembang biak dan hutan mangrove juga sebagai tempat bersarangnya burunmg-burung laut.
  1. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi dari hutan mangrove dapat dilihat dari segi pemanfaatan kayu dan non kayu. Kayu mangrove dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan penghasil pulp dan rang dengan kualitas tinggi.
(Manfaat Mangrove)
  1. Pemanfaatan fauna mangrove
Beberapa jenis ikan, udang dan kepiting banyak dibudidayakan di tambak, diantaranya ikan bandeng (Chanos-chanos), Belanak (Mugil cephalus), kepiting bakau (Scylaa serrata) dan tiram bakau (Crassastrea cucullata).
  1. Pemanfaatan hasil hutan mangrove
-          Bahan baku bangunan, kontruksi, perahu
-          Kayu bakar dan arang (Rhizophora, Bruguiera)
-          Bahan baku kertas
-          Beberapa jenis mangrove dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, gula, makanan dan bahan racun ikan yang ramah lingkungan
-          Kulit batang pada Ceriops tagal baik sekali untuk mewarnai dan pengawet jala ikan
-          Bruguiera, juga menjadi tempat yang ideal untuk sarang lebah (lebah madu)
-          Kawasan mangrove juga sangat cocok sebagai tempat budidaya rumput laut
  1. Pemanfaatan lain
Kondisi vegetasi mangrove yang khas dan unik akan sangat mungkin dikembangkan sebagai obyek wisata (eko-wisata), tempat penelitian dan pendidikan lingkungan bagi siswa sekolah.
Oleh : Balai Pengelolaan DAS UNDA Anyar. Departemen Kehutanan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS